Posts

Showing posts from 2015

Au revoir 2015!

Image
Penting ga penting juga sih ya sebetulnya nulis tentang tahun baruan... tapi dalam rangka untuk evaluasi dan mensyukuri nikmat sepanjang 365 hari kebelakang saya pikir ada manfaatnya juga. 2015 bagi saya tidak terlalu spesial, begitupun tahun-tahun sebelumnya yang telah saya lewati. Karena saya selalu yakin bahwa Allah akan semakin banyak menyiapkan tantangan berupa masalah dan rejeki ditahun-tahun mendatang, dan yang selalu jadi pertanyaan adalah, apatah kita mewujudkan apa yang dikatakan Rosul SAW. : hari ini mesti lebih baik dari hari kemarin dan hari esok mesti lebih baik dari hari ini (?) Alhamdulillah, saya membuktikannya Di tahun 2015 ini, yang benar-benar mengesankan bagi saya adalah perjalanan ke Semarang untuk Sarasehan Instruktur Putri PII dan ke Medan untuk mengikuti Muktamar Nasional PII. Pertama kali bepergian dengan kapal laut dan pesawat yang sebelumnya untuk membayangkannya aja saya ga pernah, karena keluarga saya kebanyakan masih di Bogor juga, ke kakek

DELF A2 – Je l’ai passée!

Alhamdulillah, udah lama sih testnya tapi baru sempet diselesaikan tulisannya hehe. Besok (20 Desember) pengumuman kelulusannya nih, doakaaan. Selasa tanggal 24 November saya mengikuti ujian DELF A2. Legaaaaaa banget rasanya. Saking leganya sampe bingung kalo ga ada kegiatan mesti ngapain karena kebiasaan meluangkan waktu untuk exercise DELF. Cerita saya di postingan terakhir mengenai DELF baru sampai ngisi formulir dan lalalanya. Mari kita lanjutkan Convocation Di postingan terakhir saya nyebut convocation tapi belum membocorkan benda apakah itu ? lettre de convocation artinya surat panggilan. Semacam kartu ujian lah kalo di kita mah, tapi bentuknya surat. Berisi nom (nama), numero d’identification (nomor peserta), lokasi ujian kita, beberapa keterangan untuk kesana dan jadwal ujiannya. Surat ini nanti kita tunjukkan beserta KTP asli kita ke l’examinateurs (penguji/pengawas ujian) CO, CE, PE, PO Comprehension Oral (listening), Comprehension Ecrit (reading),

Makanan Prancis yang Pernah Saya Makan

Image
Baru-baru ini saya ikut seminar gastronomi Prancis yang diselenggarakan di kampus saya yang bekerjasama dengan salah satu akademi pariwisata di Bandung dan IFI tentunya.. C’est genial ! Acaranya meliputi presentasi tentang apa itu gastronomi, kebiasaan dan table manner Prancis, atelier cuisinier (demo masak), dan yang paling ditunggu : degustasion ! Makanan Prancis yang udah banyak banget beredar dan ngetren di Indonesia kebanyakan roti dan pastry , macam baguette, croissant , dan macaron . Dan di une journee de la gastronomie kemarin, saya nyoba quiche lorraine, mille-feuille, opéra, paris brest, canapé dan taboulet. TARTINE Pernah denger tartine ? Ini adalah roti dengan mentega dan selai stoberi/jeruk/arbei yang biasanya dimakan pas petit-dejeuner . Kebiasaan orang Eropa khususnya Prancis untuk sarapan makan makanan yang bagi orang Indonesia mah sekedar cemilan heuheu. Dulu waktu masih tinggal dirumah, makan roti selai pake mentega itu aneh. Biasanya roti plus menteg

Review : Film Perancis yang Pernah Saya Tonton

Comme Un Chef (The Chef) Yang mainnya Jean Reno sebagai Alexandre Lagarde sama --namanya saya lupa-- sebagai Jacky Bonnot. Filmnya nyeritain tentang Jacky Bonnot yang punya cita-cita sebagai chef. Dia sempet kerja di beberapa restoran tapi akhirnya dipecat karena dia terlalu idealis sama makanan, padahal keren loh dia itu gastronome otodidak gitu.. Kalo Alexandre Lagarde itu pemilik restoran Cargo Lagarde yang terkenal dengan makanan continental atau apa ya disebutnya? Pokonya semacam gaya klasik Prancis gitu. Lagarde juga orang yang idealis, tegas, dan legendaris; Bonnot nge-fans sama dia. Dia terancam kehilangan restorannya karena pemilik restorannya yang notabenenya anak sahabatnya sendiri berencana untuk ganti konsep restoran plus chefnya dengan gaya molecular gastronomie . Kalo sampe Lagarde kehilangan ‘bintang tiga’nya, rencana itu bakal terlaksana. Tapi semua berubah saat Lagarde ketemu Bonnot... Sisanya silakan nonton sendiri Dari film ini kita bisa belajar tentang makana

Kenapa Blogging?

Salah satu dosen saya nanya seberapa banyak kita baca, apa yang kita baca, seberapa banyak kita mendengarkan, apa yang didengarkan, seberapa banyak kita bicara, apa yang kita bicarakan, seberapa sering kita nulis, dan apa yang kita tulis. Dan ternyata beliau juga nanya siapa yang punya blog. Yang diakui (dan mengakui) punya blog cuma saya dan satu teman saya. Walau pasti yang lain juga punya blog tapi mungkin jarang update . Saat itu saya cuma ngangkat tangan aja dan dosen saya ga liat, taunya temen saya dibelakang nyebut nama saya. Padahal saya ga pernah terlalu cerita ke temen-temen sekelas kalo saya kadang ngeblog ( fyi , stats postingan saya yang menyangkut pelajaran itu sampe ratusan hits sementara yang lainnya belum sampe belasan mhaha). Dan waktu semester satu temen saya nunjukkin sesuatu yang dia baca di smartphonenya, “Ini blog kamu ya?” saya shock tapi tiis “Ko bisa nemu?” Apakah blogging penting bagi saya? Ga penting-pengting amat sih, cuma kadang suka pengen sh

Jadi Polyglot, Kayaknya Seru...

Salut! Saya sangat senang belajar bahasa. Apapun itu. Karena bahasa itu penting sebagai alat komunikasi, sarana pertukaran budaya, dsb. Tau polyglot ? Ituloh, orang yang bisa banyak bahasa... saya belum tau sih seseorang bisa dikatakan polyglot itu standardisasinya gimana... cuman itu pasti keren banget! Yaa walau ada berita serem juga tentang orang Indonesia yang bisa 24 bahasa trus meninggal dengan alasan yang misterius,  wallahu a'lam . Saya belajar bahasa Indonesia, Sunda, Inggris, Arab, Prancis secara formal. Selain bahasa Indonesia, empat bahasa lainnya kadang saya pakai sehari-hari walau belum terlalu fasih. Saya juga ngerti dikit-dikit (banget) bahasa Korea, Jepang, India, Thailand, dan baru-baru ini Turki; karena hobi nonton, jadi cuma bisa ngikutin beberapa kata dan sedikit cara mereka ngomong tapi ga ngerti tulisannya hehe. Saya jadi punya cita-cita : 1. Mudah-mudahan ada rejeki buat ngunjungin salah satu negara selain Indonesia yang saya tau bahasanya;

Daftar DELF A2 - C'est Mon Premier Fois!

Salut! Bonne nouvelle! Jum’at kemarin (02/10/2015) saya daftar test DELF niveau A2... insyaa Allah testnya tanggal 24 November 2015, doakan yaa mudah-mudahan lulus dengan nilai yang memuaskan (ekspektasinya sih bisa diatas 80. Fyi, skor paling tingginya 100, kalo dibawah 50 dinyatakan ga lulus) aamiiin ... Btw kalo belum tau, DELF itu singkatan dari Diplôme d’Études en Langue Française dengan tingkatan A1, A2, B1 dan B2; untuk n iveau C1 dan C2nya disebut DALF ( Diplôme Approfondi en Langue Française). Ini test bahasa Perancis yang fungsi spesifiknya saya belum tau dengan pasti, yang jelas ini semacam TOEFL kalo buat ke Amerika dan IELTS kalo mau ke Inggris. Insyaa Allah kalo saya udah tau, saya jelasin di postingan lain plus pengalaman menjalani DELF ini hehe. DELF ini jadi salah satu syarat kelulusan dari jurusan Sastra Perancis khususnya di UNPAD. Minimalnya pas semester akhir kita udah ikut test niveau B2.. Sekarang saya sedang menjalani semester 3 dan sanga

About The Unexpected Future

  “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. Al-Ankabut : 57) Kebayang ga sih kalo ortu kita duluan dipanggil Allah? Rasanya pasti kaya ‘kenapa harus mereka duluan?’ gitu. Padahal dalem hati kita juga pasti ga mau sih ya dipanggil duluan… Ini terjadi sama temen saya (laki-laki). Ibunya sakit, dan singkat cerita, beliau dipanggil. Waktu pengajian remaja, Ua saya yang seperti biasa jadi pengisi, seperti biasa ngewajibin kita buat nanya. Temen saya itu pun nanya. “Pa, gimana cara kita berbakti ke orang tua yang udah ga ada?” Saya dan temen-temen cewe saya yang daritadi ngerumpi di shaf belakang langsung diem dan agak nyesek. Otomatis keingetan ortu dirumah. Saya ga sanggup banget rasanya mata udah berkaca-kaca. Mungkin gitu juga yang dirasain sama temen-temen yang lain. Ua saya juga langsung ngerasain emosi yang sama kaya yang lain. Beliau narik nafas. “Caranya, kita harus jadi anak yang sho

Banyak Hal Sebelum Ikhlas; Don't Goshob, Please!

Sebutlah bahwa saat ini kita sedang berniaga dengan Allah, semua keluarga dalam suka maupun duka. tapi kadang adahal kecil yang sering mengganjal di hati saya. Naudzubillah min dzaalik. Semoga kedepannya saya bisa memperbaikinya. Saat dipaksa untuk bersepakat atas hal yang belum bisa dipastikan kemaslahatannya, sendal jepit berkelana entah kemana dan dengan siapa, air di botol kosong dalam sekali teguk, baterai laptop yang baru dicharge sudah minta dicharge lagi, mukena yang tercecer, entah oleh siapa. Disitu kadang saya merasa sedih. “Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu mengetahui.”  (QS. Al-Baqoroh : 188) “Tidak halal harta seseorang kecuali dengan kerelaan hatinya” (Sunan Daruquthni, no.2885) Saya mempersiapkan untuk membawa barang

Salahkah Bila Diriku Suka FIlm/Drama Korea?

Image
Gak sedikit orang yang benghabiskan jam-jam dalam hidupnya cuma buat mantengin ber-episode-episode drama korea sampe lupa waktu. Gak sedikit juga yang nganggap para pecandu k-drama itu... apa ya bahasanya? Mungkin bisa tergambarkan dengan kata "ih". Saya termasuk penonton hampir segala genre film (pengecualian: horor) dan dari berbagai macam latar negara. Termasuk Korea. Awalnya saya juga mungkin termasuk "ih"-ers, kemudian beralih menjadi penikmat juga. Bukan pecandu. Kok bisa? Drama yang diputar di tv dulu-dulu such as BBF ( Boys Before Flowers ) yang sebenernya klise, kebanyakan dramanya dan katanya jiplakan dari Jepang saya tonton juga karena dari situ kita tau kehidupan borjunya orang Korea dan kehirupan orang kasiannya. Yaa walau kadang geli liat romance nya. Semakin kesini genre drama korea selain romance dan sejarah makin berkembang dan seru semacam drama action City Hunter dan horor Master's Sun... Ada juga Heartstring yang ceritanya tentan

It's Okay, That's UN

Image
Semangat menjalani annual national examination buat para "senior" hahaha. Judulnya terinspirasi drama korea gitu haha. Maksudnya, tidak perlu ada yang ditakutkan dari UN. Masih ada ujian yang lebih menantang ketimbang Ujian Nasional. Dan ya, untuk mengetahui seberapa tangguhnya dirimu tentu saja perlu diuji terlebih dahulu. UN selalu jadi momok yang ramai dibicarakan dari entah kapan tau. Hampir setiap tahun ada yang demo minta UN dihapuskan. Pro kontra mengenai UN selalu ada, padahal mau setuju ga setuju karena udah jadi kebijakan pemerintah yaa mau ga mau pasti yang demo-demo itu juga produk UN dari semenjak SD kali hehe (atau mungkin EBTANAS) Alors , don't worry about the national examination if you have prepared. Caranya? Berdoa dan berusaha dengan cara yang baik. Ketika contekan udah dianggap lumrah, jangan terlalu yakin deh. Segala kemungkinan bisa terjadi. Kalo mikirnya "untung-untungan", yang pinter belum tentu lulus atau nilainya belum ten

The 'Nyasar' Expert

Setelah pengalaman berkali-kali nyasar ketika mau ke suatu tempat, call me ' The Nyasar Expert ' (kalo The Lost Expert ntar pengertiannya malah jadi si ahli yang hilang). Kasus 'nyasar' atau tersesat ini bisa disebabkan banyak faktor seperti: 1. Lupa rute jalan, 2. Malu bertanya saat tidak tahu rute, 3. Kebablasan. Yang paling sering saya alami adalah poin pertama. Parah memang. Pada dasarnya, nyasar itu banyak hikmahnya. Gausah panik.. Kalo sedih dan bingung masih wajar lah... Itung-itung berpetualang menemukan jalan baruu hihi. Saya pernah kesasar waktu saya mau ke rumah temen di daerah Cikaret, Cibinong. Sebenernya saya udah pernah beberapa kali ke rumah dia, tapi karena bareng temen yang lebih hapal jalan ya jadi saya tinggal ngikut dia aja, dan kali ini saya cuma sendiri. Saat itu saya naik angkot yang rutenya jarang saya lewati. Itu hari Jum'at sekitar jam 11. Temen saya yg saya mau datengin laki-laki, otomatis saya ga bisa minta jemput karena di

Rasanya Kuliah di Sastra Perancis... #2 (Ospek?)

Image
Masih ngobrolin gimana rasanya kuliah. Kemaren topiknya jawaban tentang pertanyaan umum buat yang penasaran sama jurusan Sasper (singkatan Sastra Perancis), sekarang apa ya? Saya ngoceh aja deh ya. Setelah temen-temen tau kalo temen-temen udah diterima di Sasper, berarti status temen-temen adalah 'maba' alias Mahasiswa Baru. Ada tiga ospek yang mesti di jalani, yaitu ospek universitas, ospek fakultas dan ospek jurusan atau biasa juga disebut mabim (masa bimbingan). Ada yang bilang ospek malesin? Menurut saya keribetan bikin atributnya yang malesin, apalagi kalo kita jauh dari ortu. Bener-bener nyiapin sendiri.. Tapi kalo mau gampang suka banyak yang jual atribut dan perlengkapan ospek juga sih di sekitar kampus, asal punya duit. Terlepas dari itu, seperti yang udah dibilang di postingan sebelumnya. PROSES! Konten dari setiap ospek ada esensinya ko... Dan alhamdulillah ospek fakultas saya (FIB UNPAD) saya rasa wajar banget, seru dan ga senyusahin fakultas lainnya hehe. Di

Rasanya Kuliah di Sastra Perancis...

Bonjour. .. Saya akan ngasih sedikit referensi mengenai Prodi Sastra Perancis khususnya di UNPAD. By the way , Hal-hal yang menyangkut pengalaman saya dengan Prancis ada di tags ' Peperancisan ' atau ' Experience '.  Semoga bisa jadi referensi juga.. Postingan kali ini berdasar pengalaman Semester 1 kemarin ya,  #cmiiw . Belajar apa aja sih di Sastra Perancis? Kalo sepengalaman saya, kurang lebihnya inti dari semua mata kuliah yang ada saling berkaitan. Semester 1 kemarin saya belajar: Tata Bahasa ( Grammaire ) Bahasa Perancis Dasar (apa aja yang ada di Perancis, tempat-tempatnya, kebiasaannya, etc ) Percakapan (jelas ya, dalam Bahasa Perancis tentunya) Lab (mendengarkan teks/lagu/apapun dalam Bahasa Perancis di laboratorium bahasa) Komposisi (membuat narasi dalam Bahasa Perancis yang baik dan benar) Pemahaman Teks (memahami isi teks dalam Bahasa Perancis) Pengantar Kebudayaan Perancis (sejarah Perancis dari mulai terbentuknya Perancis dan peristiw