AKN's BLOG

Loin des yeux Loin des cœur Loin des mains Loin des penses

Semua orang punya satu titik dimana ia merasa terkesima dengan jalannya menemukan pelabuhan cinta. Dengan kompas dan intuisi navigasi hidup manusia punya rutenya masing-masing hingga akhirnya mencapai daratan di tengah –atau ujung- laut takdir. Saya.. entahlah. Urusan jodoh yang katanya di tangan tuhan juga katanya perlu diikhtiarkan. Tidak seperti hidup dan mati yang sudah digaris patenkan, urusan teman hidup dan surga-neraka garisnya lebih fleksibel bergantung pada usaha dan kemauan manusia. Iyakah? Jangan tanya saya! Just wondering... the who, when, and how. Merencanakan jodoh dengan presisi terdengar cukup mengerikan bagi saya seolah mendahului ketentuan Tuhan. Walau barangkali bisa saja, tapi apakah kemudian jalannya diberkati? Kemudian saya memperhatikan pasangan-pasangan disekitar saya yang berhasil ke pelaminan bukan sekedar bagai tamu yang ikut foto bersama, tapi jadi yang ‘di-hajat-in’. Apakah mereka mirip physically, mentally, habitually , atau entah

(Wow sudah hampir dua bulan gak bikin postingan yah hmmm. Ingin nulis sesuatu sih, tapi bingung mulai darimana. Saya cuma mau meninggalkan jejak, bahwa saya sekarang udah sarjana alias tidak akan update postingan 'Rasanya Kuliah di Sastra Prancis' lagi dan ingin menikmati masa nganggur. Harapannya bisa leluasa baca dan nulis walau gak yakin akan menerbitkan tulisan lagi. Apa-apa yang terjadi habis ini itu kuasa Allah. Enggak, enggak. Belum akan sebar kabar akad. Belom nyobain jadi anak bangor soalnya saya mhaha. Kalo keburu jadi istri orang gak pantes lagi hidup serampangan kan. Gitu deh. Ini mau bikin tulisan menutup seri pengalaman kuliah tapi belom mood mulu sejak semester 7. Mau fiksi-fiksian lagi rasanya hidup saya lagi realistis oportunis jadi mandeg imajinasi wkwk. Sedang memaksimalkan kegajean hidup aja mumpung termotivasi hidup nganggur.)