Posts

Showing posts from July, 2016

Aku Ingin Bicara

Aku ingin sekali membicarakan tentang pelangi Namun orang-orang zaman ini terlalu Memandang satu sisi saja dari sesuatu yang belum tentu benar-benar mereka pahami Kau tau soda pelangi? Aku mau itu Aku mau membicarakan itu Tidak dengan hujan Semua orang terlalu tahu hujan Bukan cuma air yang mereka bicarakan Aku juga punya pengetahuan soal hujan Terutama hujan pukul 14.09 ini Mengandung euforia Tentang harapan yang sudah aku ikhlaskan Perlukah aku melanjutkan pembicaraan ini?

Jalan, kuy!

Saya suka jalan-jalan. Tamasya bagi saya adalah mengunjungi tempat baru yang belum pernah saya liat sebelumnya. Spesifiknya, main ke rumah teman yang ada di luar kota cuman buat keliling aja liat suasana kota, makan makanan khas dan foto-foto. Kayak orang udik, mungkin kalian nyebutnya. Tapi justru bagi saya sih serunya disitu, saat pusing nyari alamat, nanya rute dan angkutan ke orang, ambil foto hal yang menurut orang ga penting tapi bisa jadi memorable, menantang lidah dengan makanan yang judulnya aneh tanpa tau rupa, rasa dan harganya kaya gimana, dll. Setiap perjalanan, yang saya niatkan sih silaturrahim dan taddabur sih.. Bukan ala MTMA yg niatnya ke alam dan lalu foto-foto cantik aja #nooffense. Beda dengan saudari-saudari sepupu saya yang anak mall, saya (dan kebanyakan teman saya yang lain) adalah tipikal yang jarang kesana. Kalaupun iya, paling untuk ketemu AC wkwk. Gak juga deng. Bingung di mall mah, suka nyasar karena lupa posisi pintu keluar seringnya. Dan.. aduh, apa

Orang Kuat

Orang kuat Suatu saat akan dihadapkan pada kenangan Melemahkannya Sebuah perpisahan tanpa perjumpaan terrencana Sebuah kehilangan dengan kebingungan mengenai apa yang pernah ada Orang kuat Lukanya sudah tak bersisa sampai ke boroknya. Tak ada yang bisa di congkel hingga darah dan air matanya keluar kecuali kau buat lagi sayatan yang baru Ikhlasnya Tak perlu tersebut Suatu saat itu akan menamparmu jika kau mau tahu Itu senjata rahasia Persoalan bab kenangan

Jangan dulu membangun mesjid baru

Jangan dulu membangun mesjid baru sebelum yang satu penuh Saya selalu ingin bertanya sebetulnya, kepada orang yang senang berkiprah dalam sebuah kelompok; lebih suka mengekor atau membuat wadah baru? Biasanya penggagas memiliki prestis tersendiri, terutama untuk ditambahkan di catatan riwayat hidup. Pendek. Semua kembali ke diri masing-masing. Kembali ke diri saya. Semua orang berbeda, begitupun sudut pandangnya. Pertanyaan yang tadi tidak pernah jadi saya lontarkan ke siapapun hingga akhirnya saya punya kesimpulan untuk saya pribadi. Jangan dulu membangun mesjid baru sebelum yang satu penuh Tinggal urusan visi misi. Alhamdulillah ketika bisa berkumpul dengan orang yang bisa menyadarkan bahwa segala urusan mesti lillahi ta'ala, bukan cuma masalah peningkatan kapasitas diri atau saldo rekening. Ya semuanya penting juga sih, insyaallah saling mengikuti he. Mesjid bagi saya bukan hanya bangunan tempat ibadah

Vespera

Image
Mungkin kamu adalah salah satu malam favoritku Aku selalu suka cara bintang berkelip Selalu kagum dengan bulan yang misterius Sangat menikmati angin berhembus Kita tak selalu memiliki malam yang sama Kita sama-sama menyadari itu Ada hal yang tersembunyi dibalik kegelapan Yang hanya bisa kau terka dengan imajinasi Sebuah cara yang lucu untuk dijadikan permainan Hingga akhirnya saling menemukan

Besok Lebaran

Siap-siap lambaikan sapu tangan bekas air mata pada Ramadhan. Teriring kata "Maaf, aku belum bisa jadi yang terbaik lagi. Tapi terimakasih banyak atas kebaikan-Mu selama ini". Sediiih... 3 pekan Ramadhan saya jalani di Jatinangor dan Bandung. Sama teman-teman. Dalam rangka UAS dan acara Training Konvensional PII. Dua hal yang banyak menguras emosi dan pikiran heu. Besok, lebih tepatnya ba'da maghrib ini menurut tanggal hijriah, Syawal menjelang. Gak usah sholat tarawih lagi, udah gak usah sahur lagi. Baju baru sudah tergantung di luar lemari, ketupat sudah tergantung juga di dinding dapur. Buat saya, gak lebih istimewa dari kaki saya yang bisa menginjak Bogor tanpa macet dan menghirup oksigen dari pohon kenari sepanjang jalan Ahmad Yani lagi. Gak perlu rupa-rupa untuk bisa menyukuri nikmat Allah, keluarga memang bayaran yang setimpal atas lelah perjuangan kemarin. Tapi.. Ah, Ramadhan... Maaf