Posts

Showing posts from December, 2011

"Harga Kamera Begituan"

Pas class meeting ada yang foto-fotoin pake SLRnya anak jurnal. Saya lagi ngobrol sama Teh Linda... Eh tiba-tiba dia nanya TL : "Eh Nid, kamera begituan harganya berapaan sih?" Saya : "Sekitar 5 jutaan ada..." TL : "Hah? 5 juta? Bisa dapet beras berapa karung tuh?" Saya : "Eh?" TL : *sibuk ngomongin beras* Saya : "Eh tapi tergantung merk (kameranya) deng" TL : "Iya ya... Yang (beras) Pandan Wangi pasti mahal... Enak lagi" Saya : *cangak* "Idiih ko jadi ngomongin beras? Saya mah lagi ngomongin kamera!" TL : "Hah? Hehe..." Saya : "..........."

With X-2 : Bus Experience

Pas pulang ngambil nilai badminton di Villa Duta, saya diajak temen-temen untuk main ke rumah si Faishal di daerah Gunung Putri ( FYI , Gunung Putri itu jauuuuuuh banget). Kita naek bis kesana. Mungkin ini pertama kalinya saya naik bis “rakyat” dengan rute yang jauh bareng orang-orang cangak* (saya naik bis paling cuma pas study tour aja, itu pun bis yang enak lah istilahnya mah…) Ya, langsung aja ya… Pertama naik bis kesannya: “YA ALLAH! I NEED OXYGEN ! Kenapa bisa-bisanya di bis ini isinya karbon dioksida sama helium doang!” *gaya ilmuan psycho *. But that’s not a really big problem. Pas bis baru mulai jalan, ada pengamen masuk. Pengamennya udah bapa-bapa gitu, sekitar 40 tahunan lah… Rambutnya gondrong, pake jaket kulit, bawa gitar, suaranya serak gitu (bukannya saya merhatiin, tapi seenggaknya kalian bisa ngebayangin kan?). Sepanjang terminal baranang siang sampai terminal selanjutnya dia nyanyiin lagunya Iwan Fals yang tentang kritik buat pemerintah. Sebelum dia mul

SEDANG, TERUS DAN AKAN SELALU BERKIBAR

Tanggal 26 November yang lalu, saya dan 4 orang temen saya ikut pawai di Balai Kota Bogor dalam rangka perayaan 1 Muharram. Kita berniat untuk menunjukkan bahwa PII itu masih ada di Bogor. Awalnya, didasari dengan kekecewaan di pawai menyambut Ramadhan tanpa ada bendera PII yang berkibar, ketika saya tau bahwa akhir Dzulhijjah ini ada pawai lagi, saya langsung ngontak semua kader-kader PII.  Mereka sebenernya antusias, cuman kebanyakan dari mereka terpaut jarak dan kesibukan.. Alhasil yang bisa ikut pawai kali ini cuma berlima. But no problem… We’ll rockin this town . Itulah yang ada di otak kami. Bermodal bendera satu-satunya yang saya cabut dari sekre, sebatang bambu dapet nemu di BalKot dan lima kader, PII Bogor berhasil menjalankan misinya. Dari start di BalKot  sampai finish di Mesjid PDAM Bogor, sepanjang jalan bendera kami terus berkibar. Sepanjang jalan kita terus tersenyum bangga karena bisa mengingatkan dunia bahwa kami masih ada.  Waaaaaa! Pokonya bawaan

Cos 150 berapa??

Awalnya, saya lagi rapat sore-sore jam 5 an. Rapat lagi panas-panasnya. Semua lagi sibuk nyari titik penyelesaian, tapi belom ketemu-ketemu. Si G yang notabene nya ga ikut rapat (dia sekolah siang) tetap berhubungan sama kita dan tau kondisi kita via sms. Tiba-tiba dia nanya sama saya (via sms) G : "Cos 150 derajat berapa sih?" Saya : "Ga tau" G : "Tanya A" Saya tanya ke A Saya : " A, kata si G cos 150 berapa?" Langsung konsentrasi semua anggota rapat teralihkan ke cos 150 A : *frustasi* "Bodo ah aing teu mikiran" D : "Bilang ke si G cari di surat al-anfal ayat 13" Dan saya 'menyampaikan' pesan mereka Saya : "Bodo ah aing teu mikiran katanya A, kata D cari di surat al-anfal ayat 13" G : ".........." Dan rapat pun kembali panasss o.o