Termyata cuma sampe 29 hehe
Ampuni saya yang dua hari belakangan absen nulis. Kebanyakan berrefleksi sampe lupa menuangkannya wkwk.
Hari ke-30 Ramadhan, sorenya saya dan Azka jalan ke rumah nenek untuk ngambil pesenan ketupat dan rendang. Biasanya sih walau kami gak bikin kayaknya gak permah atau jarang mesen, cuma auto dianterin, tapi tahun ini kami nitip daging dan uang untuk dimasakin. Sambil jalan ke rumah nenek yang ini, kami sekalian mau silaturrahim ke nenek yang lain. Banyak neneknya ya heu soalnya anak-ipar bersaudara kami tinggalnya pada berkoloni sekitar Bantarjati dan Tanah Sareal, dan beberapa di belahan Bogor lainnya. Jadi pokoknya sekali berkunjung bisa hampir ditemui semua.
Entah kapan terakhir kali saya jalan di sekitar Bantarjati kaum. Dulu sepertinya daerah situ kebun dan hutan. Bangunan dibuat menjamur di pinggir Jalan Ceremai. Membentuk gang-gang yang kalau ditelusuri semakin ke dalam, beberapa petak rumah masih terselip diantara rimbun kebun. Banyak tanah kosong juga.
Sekarang jalan setapak yang masa kecil saya lalui sudah berubah jadi jalan gang. Kolam ikan tempat menjaring udang air tawar, ikan gendol dan tutut sudah kering; berbatu, rumput dan sampah. Kira-kira tiga rumah sekali bisa kita temui warung.
Masyarakat yang salahsatunya nenek saya, yang untuk membuat kue ali saja tepungnya menumbuk sendiri dari beras, barangkali sudah beralih ke ketergantungan terhadap uang kertas. Oh iya, di Jalan Ceremai ini tidak ada minimarket, jadi warung penduduk bisa berdaulat.
Selain soal berubahnya jalan ini, yang bikin saya cukup pusing untuk mengingat jalur efektif tercepat ke rumah nenek, saya dan Azka juga membicarakan tentang musim layangan yang anak-anak beneran main layangan. Tidak seperti tahun sebelumnya yang masih banyakan main gawai karena tidak ada orang dewasa yang bebas untuk mengajari cara menerbangkan layangan.
"Di musim layangan, pandangan anak-anak lelaki selalu mendongak ke atas," kata si Azka
Kata saya, "pohon mangga, kelapa, apapun jadi berbuah layangan. Juga tiang listrik. Jalan pun bisa membuat kaki berjinjit."
"Karena tersangkut benang! Hahaha"
New normal, new normal...
Faktor U membuat saya yang baru jalan kaki ke sebrang Ciliwung itu ngos-ngosan. Pegal badan juga. Untung tidak lama buka puasa.
Sholat id kami di majlis dekat rumah. Cuma saya dan keluarga, empat keluarga. Katanya tadinya DKM lingkungan saya sudah membuat strategi untuk membuat pelaksanaan sholat id di RW kami yang kondusif dan sesuai protokol C-19 dengan membagi 3 titik shalat. Tapi beberapa eselon pemerintah datang untuk meminta kami melaksanakan shalat id berjamaah dengan keluarga saja. Yasudah...
Sehabis itu ke rumah nenek (yang lain lagi) untuk salam-salaman, dapet THR, dan makan. Diselingi dengan video call teman-teman. Yang seadanya. Cuma bisa denger sedikit kabar baru. Yang penting jangan lupa screenshot. Buat kenang-kenangan. Yang gak diajak gusar deh... Tapi ya mungkin di space yang terbatas itu kamu bukan di dalam circlenya, harap maklum aja.
Banyak yang 'menggeser' lebaran yang kurang all out ini ke idul adha atau tahun baru. Gak enak memang ya menormalkan yang abnormal.
Hari ke-30 Ramadhan, sorenya saya dan Azka jalan ke rumah nenek untuk ngambil pesenan ketupat dan rendang. Biasanya sih walau kami gak bikin kayaknya gak permah atau jarang mesen, cuma auto dianterin, tapi tahun ini kami nitip daging dan uang untuk dimasakin. Sambil jalan ke rumah nenek yang ini, kami sekalian mau silaturrahim ke nenek yang lain. Banyak neneknya ya heu soalnya anak-ipar bersaudara kami tinggalnya pada berkoloni sekitar Bantarjati dan Tanah Sareal, dan beberapa di belahan Bogor lainnya. Jadi pokoknya sekali berkunjung bisa hampir ditemui semua.
Entah kapan terakhir kali saya jalan di sekitar Bantarjati kaum. Dulu sepertinya daerah situ kebun dan hutan. Bangunan dibuat menjamur di pinggir Jalan Ceremai. Membentuk gang-gang yang kalau ditelusuri semakin ke dalam, beberapa petak rumah masih terselip diantara rimbun kebun. Banyak tanah kosong juga.
Sekarang jalan setapak yang masa kecil saya lalui sudah berubah jadi jalan gang. Kolam ikan tempat menjaring udang air tawar, ikan gendol dan tutut sudah kering; berbatu, rumput dan sampah. Kira-kira tiga rumah sekali bisa kita temui warung.
Masyarakat yang salahsatunya nenek saya, yang untuk membuat kue ali saja tepungnya menumbuk sendiri dari beras, barangkali sudah beralih ke ketergantungan terhadap uang kertas. Oh iya, di Jalan Ceremai ini tidak ada minimarket, jadi warung penduduk bisa berdaulat.
Selain soal berubahnya jalan ini, yang bikin saya cukup pusing untuk mengingat jalur efektif tercepat ke rumah nenek, saya dan Azka juga membicarakan tentang musim layangan yang anak-anak beneran main layangan. Tidak seperti tahun sebelumnya yang masih banyakan main gawai karena tidak ada orang dewasa yang bebas untuk mengajari cara menerbangkan layangan.
"Di musim layangan, pandangan anak-anak lelaki selalu mendongak ke atas," kata si Azka
Kata saya, "pohon mangga, kelapa, apapun jadi berbuah layangan. Juga tiang listrik. Jalan pun bisa membuat kaki berjinjit."
"Karena tersangkut benang! Hahaha"
New normal, new normal...
Faktor U membuat saya yang baru jalan kaki ke sebrang Ciliwung itu ngos-ngosan. Pegal badan juga. Untung tidak lama buka puasa.
Sholat id kami di majlis dekat rumah. Cuma saya dan keluarga, empat keluarga. Katanya tadinya DKM lingkungan saya sudah membuat strategi untuk membuat pelaksanaan sholat id di RW kami yang kondusif dan sesuai protokol C-19 dengan membagi 3 titik shalat. Tapi beberapa eselon pemerintah datang untuk meminta kami melaksanakan shalat id berjamaah dengan keluarga saja. Yasudah...
Sehabis itu ke rumah nenek (yang lain lagi) untuk salam-salaman, dapet THR, dan makan. Diselingi dengan video call teman-teman. Yang seadanya. Cuma bisa denger sedikit kabar baru. Yang penting jangan lupa screenshot. Buat kenang-kenangan. Yang gak diajak gusar deh... Tapi ya mungkin di space yang terbatas itu kamu bukan di dalam circlenya, harap maklum aja.
Banyak yang 'menggeser' lebaran yang kurang all out ini ke idul adha atau tahun baru. Gak enak memang ya menormalkan yang abnormal.
Comments
Post a Comment