Nonton Grave of the Fireflies

".... September 1945. Aku mati"

Nancep langsung dialog pertamanya. Dalam hati saya bilang fix harus nonton walau harus siap-siap merinding entah seram atau sedih.

Beberapa hari lalu saya nemu film ini di youtube. Udah kepikiran buat ulasannya sih, tapi muter terus di pikiran aja... baru sekarang berani eksekusi. Film ini jadi yang ketiga dari studio Ghibli yang pernah saya tonton setelah My Neighbour Tottoro dan Howl's Moving Castle. Baru dikit ya memang 😂

Dialog pertamanya mengingatkan saya pada kalimat pertama L'Ă©trangernya Albert Camus: "Aujourd'hui, maman est morte. Ou peut-ĂȘtre hier, je ne sais pas" (Hari ini, ibu meninggal. Atau mungkin kemarin, aku tidak tahu). Kalo kata dosen saya (Madame Nany nih, teman-teman seper-Sasperanku!), kalimat ini sangat powerful untuk menarik kita bertanya-tanya 'waduh ada apa nih?' sehingga kita lanjut baca novelnya.

Film ini berkisah tentang anak-menjelang-remaja laki-laki (Seita) yang punya adik perempuan yang sepertinya berusia balita (Setsuko). Mereka sudah jadi arwah dan flashback gimana jalan hidup mereka yang mengalami masa invasi militer Amerika ke Jepang tahun '45.

Sedih bangeeet ya Allah gak kuat. Bikin inget Jidda terus karena kurang lebih dia seumuran sama Setsuko. Latar ceritanya yang lagi kondisi krisis bikin kita membayangkan betapa sulitnya masa perang, dan kalo saya sih plus relate sama kondisi pandemi ini. Berimajinasi mungkin gitu ya susahnya hidup kalau situasi makin parah 😱

Ada beberapa argumen yang bilang kenapa judulnya ada kunang-kunangnya. Ada yang bilang itu karena saking banyaknya serangan bom dari udara yang kalo dari jauh keliatan kayak kunang-kunang, ada relasi juga kunang-kunang dengan orang yang udah meninggal; tapi yang jelas di filmnya tentang kunang-kunang adalah, anak-anak ini suka liat kunang-kunang dan kunang-kunanglah yang jadi lampu mereka waktu mereka tinggal di lubang random dekat danau. Oh iya, umur hidup kunang-kunang gak lama, sama seperti kebanyakan serangga lainnya. Mungkin ini juga yang jadi metafora kehidupan anak-anak itu.


Udah ah, saya males cerita panjang. Sedih heu. Biar gak banyak spoiler juga deng hehe.

Comments

Popular posts from this blog

Belajar Bahasa Prancis #1 : Kata Ganti Orang (Pronom Sujet)

Rasanya Kuliah di Sastra Perancis...

DELF A2 – Je l’ai passĂ©e!