KKN Moment - Day 10
Awal niat saya bikin KKN Moment sebetulnya berharap bisa curhat tentang kegiatan tiap hari.. Sebetulnya desa yang saya tinggali tergolong 'modern' dengan keberadaan jaringan internet, saya aja yang malas menulis melulu.. Tapi beberapa cerita aktivitas KKN saya terceritakan di Blog KKNM Desa Cibadak, barangkali ada yang penasaran mau baca.
Bikin mikir banget lah beberapa hari ini di desa walau sebetulnya gak terlalu banyak yang dilakukan..
Jadilah seperti bunglon yang merubah diri sesuai lingkungannya untuk bisa bertahan hidup, bukan mengutuk keadaan.
Jadilah omnivora, biar gak hararese makan.
Hidup mah peurih, tapi nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Dimana kamu bisa rasakan keringat mengucur, punggung pegal, baju berlumpur demi sesuau yang bisa kamu masak di dapur?
Taunya kita cuma cara mengunyah dan menyisakan remeh jatah tempat sampah.
Dimana kamu bisa merasakan ngobrol berjam-jam tanpa perlu mengetik dan kuota data?
Masih panik cari sinyal sebab rindu?
Bagaimana bisa kamu memahami kalau bahasa tidak saling mau mengerti?
Tak usah malu. Pikir anak cucu kita, bagaimana kalau kita tak mau lestarikan budaya.
Maaf saya hanya men-generalisir saja. Mencuatkan apa-apa yang saya pikir. Bukan kejadian yang benar-benar saya alami selama program ini.
Sudah lama teman-teman saya membicarakan soal desa-kota. Nyanyi lagu Iwan Fals sambil berapi-api, judulnya Desa.
Desa harus jadi kekuatan ekonomi
Agar warganya tak hijrah ke kota
Sepinya desa adalah modal utama
Untuk bekerja dan mengembangkan diri
Walau lahan sudah menjadi milik kota
Bukan berarti desa lemah tak berdaya
Desa adalah kekuatan sejati
Negara harus berpihak pada para petani
Entah bagaimana caranya
Desalah masa depan kita
Keyakinan ini datang begitu saja
Karena aku tak mau celaka
Desa adalah kenyataan
Kota adalah pertumbuhan
Desa dan kota tak terpisahkan
Tapi desa harus diutamakan
Di lumbung kita menabung
Datang paceklik kita tak bingung
Masa panen masa berpesta
Itulah harapan kita semua
Tapi tengkulak tengkulak bergentayangan
Tapi lintah darat pun bergentayangan
Untuk apa punya pemerintah
Kalau hidup terus terusan susah
Di lumbung kita menabung
Datang paceklik kita tak bingung
Masa panen masa berpesta
Itulah harapan kita semua
Desa harus jadi kekuatan ekonomi
Agar warganya tak hijrah ke kota
Sepinya desa adalah modal utama
Untuk bekerja dan mengembangkan diri
Desa harus jadi kekuatan ekonomi
Agar warganya tak hijrah ke kota
Sepinya desa adalah modal utama
Untuk bekerja dan mengembangkan diri
Walau lahan sudah menjadi milik kota
Bukan berarti desa lemah tak berdaya
Desa adalah kekuatan sejati
Negara harus berpihak pada para petani
Entah bagaimana caranya
Desalah masa depan kita
Keyakinan ini datang begitu saja
Karena aku tak mau celaka
Desa adalah kenyataan
Kota adalah pertumbuhan
Desa dan kota tak terpisahkan
Tapi desa harus diutamakan
Di lumbung kita menabung
Datang paceklik kita tak bingung
Masa panen masa berpesta
Itulah harapan kita semua
Tapi tengkulak tengkulak bergentayangan
Tapi lintah darat pun bergentayangan
Untuk apa punya pemerintah
Kalau hidup terus terusan susah
Di lumbung kita menabung
Datang paceklik kita tak bingung
Masa panen masa berpesta
Itulah harapan kita semua
Desa harus jadi kekuatan ekonomi
Agar warganya tak hijrah ke kota
Sepinya desa adalah modal utama
Untuk bekerja dan mengembangkan diri
Desa harus jadi kekuatan ekonomi
Ya, desa adalah kenyataan, bukan berarti ketertinggalan kalo saya simpulkan.
Wajar sekolah yang ada di desa tidak terlalu mewajibkan muridnya untuk pergi ke kota, lalu kuliah. Bukan mereka picik, bukan mereka tidak mampu. Tapi mereka mesti menuai apa-apa yang mereka tanam; menjadikan didikannya memaslahatkan tempat lahir dan bermainnya. Desa tidak harus jadi kota. Sebetulnya kasian orang kota itu, gak bisa makan kalo di desa tidak bercocok tanam. Gak bisa asik mereka kalo gak ada kapital; gak kaya di desa kalo bete tinggal lari ke kebun, ke sawah, ke gunung, ke laut, ke sungai, ke mana-mana tinggal naik sendal.
Mahasiswa asal desa, kalian tidak perlu minder bergaul dan berbaur bersama 'anak kota'. Mereka juga sama manusia.
Mahasiswa asal desa, jangan belagu di rumah bahasa gue-elu. Kamu belajar buat bikin Ibu, Bapak dan tetangga-tetangga gak ketinggalan jaman melulu.
Barangkali poin dari kuliah kerja nyata saat ini memang bukan buat bikin desa jadi ngota. Bukan sepenuhnya tugas tangan mahasiswa sepenuhnya juga. Cuma biar kita peka aja, biar ketemu manusia, biar tau rasa hidup di tengah masyarakat dan berbaur dengan alam. Orang-orang desa sudah cukup sadar untuk dapat bergerak dan menghidupi dirinya sendiri daripada menunggu bantuan pemerintah atau program-program bakti sosial, para kepala desa juga pada sarjana. Mereka lebih tau apa yang mereka butuhkan, mereka lebih bisa memaksimalkan apa yang mereka punya. Tapi barangkali kita bisa lebih memberi warna.
Bau kambing-bau kambing.
Mandi di sungai-mandi di sungai kaya bidadari.
Kalo mentalmu mental kamu gak metal.
Comments
Post a Comment