(Not a) Chicken Soup (but) for a 'Seul' Soul
Nikmat lagi, minum air dan mengunyah dengan baik dua butir kurma saat adzan berkumandang. Butir ketiga tak kumakan karena manisnya tidak lagi menggodaku. Mungkin karena beberapa lama ini aku mulai mengurangi cemilan yang manis dan gurih; selain harapan sehatku, mulutku yang sedang pemulihan pasca operasi gigi dan gusiku yang rasanya bengkak disana sini membuatku tidak terlalu banyak makan. Walaupun aku sering tergoda foto dan video makanan yang beredar di internet, pada akhirnya aku tetap tidak merasa kepingin.
Selepas sembahyang, kuambil semangkuk hangat sup bening berisi potongan wortel, kol, bawang bombay dan makaroni. Tidak ada protein hewani di dalamnya, namun beberapa sendok cukup menyegarkan tubuhku yang rasanya tidak karuan karena flu dan batuk. Entah kenapa, sudah seperti terjadwal setiap kali ujian di kampus, aku pasti sedang kurang fit. Tapi alhamdulillah, pekan UTS kali ini pileknya tidak terlalu parah.
Sakitnya ‘anak kos’, dirasa dan diurus sendiri. Beruntung aku masih sanggup berjalan, mengerjakan tugas, beres-beres dan lainnya walau dengan badan yang agak panas dingin. Kali ini aku tidak mengabari Bapak atau Ibuku. Toh hanya flu saja... Tidak enak juga, belakangan ini suara Ibuku sering terdengar seperti sedang menahan tangis di telpon walau topik pembicaraan kami hanya hal sepele atau bahkan menggembirakan. Setidaknya untuk saat ini yang penting doa untuk keberhasilan UTS dan ridho atas segala kegiatanku masih mengalir dari keduanya.
Virus ini rasanya menuntut ‘kemalasan yang teratur’. Aku yang pemalas ini biasanya malas tidur siang atau hanya mampu berniat tidur siang. Dua hari ini, pukul tiga belas aku memaksa tubuhku untuk istirahat agar tidak bangun terlalu sore dan berhasil. Kebiasaan menonton video yang lebih dari membaca buku jadi terbalik dengan di sengaja supaya aku lebih cepat lelah.
Hujan diluar lumayan keras menampari atap. Demamku sepertinya sudah turun dan batukku juga tidak separah di Lab Bahasa tadi pagi. Aku mau tidur lagi. Bismika Allahumma ahyaa wa bismika amuut..
Selepas sembahyang, kuambil semangkuk hangat sup bening berisi potongan wortel, kol, bawang bombay dan makaroni. Tidak ada protein hewani di dalamnya, namun beberapa sendok cukup menyegarkan tubuhku yang rasanya tidak karuan karena flu dan batuk. Entah kenapa, sudah seperti terjadwal setiap kali ujian di kampus, aku pasti sedang kurang fit. Tapi alhamdulillah, pekan UTS kali ini pileknya tidak terlalu parah.
Sakitnya ‘anak kos’, dirasa dan diurus sendiri. Beruntung aku masih sanggup berjalan, mengerjakan tugas, beres-beres dan lainnya walau dengan badan yang agak panas dingin. Kali ini aku tidak mengabari Bapak atau Ibuku. Toh hanya flu saja... Tidak enak juga, belakangan ini suara Ibuku sering terdengar seperti sedang menahan tangis di telpon walau topik pembicaraan kami hanya hal sepele atau bahkan menggembirakan. Setidaknya untuk saat ini yang penting doa untuk keberhasilan UTS dan ridho atas segala kegiatanku masih mengalir dari keduanya.
Virus ini rasanya menuntut ‘kemalasan yang teratur’. Aku yang pemalas ini biasanya malas tidur siang atau hanya mampu berniat tidur siang. Dua hari ini, pukul tiga belas aku memaksa tubuhku untuk istirahat agar tidak bangun terlalu sore dan berhasil. Kebiasaan menonton video yang lebih dari membaca buku jadi terbalik dengan di sengaja supaya aku lebih cepat lelah.
Hujan diluar lumayan keras menampari atap. Demamku sepertinya sudah turun dan batukku juga tidak separah di Lab Bahasa tadi pagi. Aku mau tidur lagi. Bismika Allahumma ahyaa wa bismika amuut..
Comments
Post a Comment