Sorong per 1 Februari

Hari ini posisi saya di Sorong, tepatnya KM. 10. 22.45 WITA mulai mengetik.

Agenda tadi jalan-jalan. Jalan-jalan yang kesiangan dan lumayan berkesan karena Lubna dan Zain. Liat-liat hutan mangrove, taman DOS, ke masjid, makan sempol...

Selama di sini surprisingly makanannya enak-enak. Walau bukan makanan asli Papua tapi nasi, bakso, batagor, somay, sempol, es-esannya gak ada yang ampas. Oh kecuali gorengan tahu di Sorong itu anyep. Tahu Manokwari enak. Pas ke sini udah khawatir apa-apa mahal, ternyata beda tipis aja sih sama Jakarta. Yang beneran mahal di sini makan nasi, kalo jajan bagi saya masih lumayan bersahabat. Gak ngerti kok bisa gitu.

Dari penglihatan dan obrolan, saya jadi banyak refleksi (re: overthinking) soal ketimpangan infrastruktur dan pendidikan. Di sini orang rumah bisa besar, masjid dikeramik sampai plafon, fasum megah dengan fasikitas terbaik bahkan micnya aja bagus banget gak ada sember-sembernya tapi gak dimanfaatkan dengan baik. Pendidikan tingginya murah banget saya jadi kaget tapi pendidikan dasarnya semahal itu tapi konten pendidikannya menyesuaikan dengan rata-rata kemampuan SDMnya. Betul-betul lebih mending sekolah ke Jawa aja.

Topik beberapa waktu ini adalah Ibukota Negara Barum banyak yang nilai perpindahan ini gak penting. Malah meratakan kerusakan bukan pertumbuhan. Terus Pak Dandhy sama Pak Farid mau jelajah Indonesia lagi dan orang pro kontra juga. Saya jadi merefleksikan sedikit pengetahuan soal volunteer dari Mang Dadan. Memanglah leadership ini penting. Gimana cara mengatur orang, membuat kebijakan yang bijaksana pada peruntukkannya dan jadi contoh bagi lingkungan. Ya Allah lindungilah kami, jaga kami jangan jadi pemimpin yang dzolim. Saya sendiri lagi merasa banyak yang komen, tapi yaudahlah ya kita gak bisa menyenangkan semua orang. Cuma bisa melakukan yang terbaik. Mudah-mudahan dari pemahaman ini tidak membuat saya jadi banyak memaklumi kesalahan.

Comments

Popular posts from this blog

Belajar Bahasa Prancis #1 : Kata Ganti Orang (Pronom Sujet)

Rasanya Kuliah di Sastra Perancis...

DELF A2 – Je l’ai passée!