Catatan Pelajaran dari Ngurus Visa Amerika (part 1)
Spoiler!
Form DS-160 itu adalah formulir pendaftaran visa kita yang didalamnya isinya isian dan pertanyaan tentang informasi diri kita, keluarga, apa yang akan kita lakukan di Amerikanya, siapa yang menjamin kita disana, sampai pertanyaan-pertanyaan terkait security. Penting untuk dipersiapkan sebelum mengisi form ini adalah softfile foto diri terbaru yang latarnya putih, ukuran 5x5cm dan tidak menutupi batas tumbuhnya rambut bagi yang berkerudung (sekarang fotonya gak nampak telinga pun gak papa yeey), nomor paspor, nomor KTP, informasi terkait yang nampung kita di Amerika (alamat, kontak, hubungan kita dengan penampung), gitu-gitu deh. Pertanyaannya dalam bahasa Inggris, tapi karena kita milih negaranya Indonesia suka dari ada terjemahannya gitu pas kita mau ngisi.
Endingnya permohonan visa saya ditolak. Jika ini bukan tulisan yang Anda cari, silakan balik kanan bubar jalan. Kalau penasaran dengan gimana caranya untuk ditolak visanya, mangga lanjutkan bacaannya mhehe.
Ucapan terimakasih banyak dan permohonan maaf sebesar besarnya untuk PII dan Kemenpora yang telah menjadikan mimpi lama yang udah saya lupakan hampir terwujud.
Pertama-tama yang bener-bener mesti kita lakukan sebelum nyoba daftar adalah baca seputar bikin visa Amerika beserta FAQnya di web Aplikasi Visa Amerika Serikat. Atau kalu lagi agak males baca bisa tonton Cara Mendapatkan Visa Amerika di youtube. Tapi saya pun masih agak bingung juga sih sebetulnya walau udah baca dan nonton heuheu. Makanya banyak kebodohan yang saya lakukan selama prosesnya berlangsung. Nyoba nanya sama temen, tapi informasinya gak terlalu detil.
Kepentingan saya di Amerika waktu itu adalah untuk ikut ECOSOC Youth Forum di NY selama beberapa hari sebagai delegasi RI. Jadi yang saya urus adalah visa non-migran B1 yang untuk bisnis atau turis. Visa itu banyak macemnya dan beda-beda harganya. Silakan cari referensi sendiri ya terkait itu.
Ini saya cerita berdasar runutan yang saya lakukan ya... Agak beda dengan yang di web dan di youtube, tapi gak salah kok. Yang di web sempet bikin saya pusing karena ada istilah visa waiver gitu. Tapi abaikan aja... Itu cuma informasi negara mana yang masuk ke Amerikanya gak perlu ngurus visa ke Kedutaan. Jadi langsung fokuskan ke proses daftar dan bayar dan wawancara aja.
Hal pertama yang saya lakukan adalah ngisi form DS-160 secara online. Ada kok linknya di web. Lihat dan baca dulu aja langkah-langkahnya di web visa yang nomor 3.
Penampakan depannya. Pilih yang start application kalau belum pernah ngisi sebelumnya. |
Form DS-160 itu adalah formulir pendaftaran visa kita yang didalamnya isinya isian dan pertanyaan tentang informasi diri kita, keluarga, apa yang akan kita lakukan di Amerikanya, siapa yang menjamin kita disana, sampai pertanyaan-pertanyaan terkait security. Penting untuk dipersiapkan sebelum mengisi form ini adalah softfile foto diri terbaru yang latarnya putih, ukuran 5x5cm dan tidak menutupi batas tumbuhnya rambut bagi yang berkerudung (sekarang fotonya gak nampak telinga pun gak papa yeey), nomor paspor, nomor KTP, informasi terkait yang nampung kita di Amerika (alamat, kontak, hubungan kita dengan penampung), gitu-gitu deh. Pertanyaannya dalam bahasa Inggris, tapi karena kita milih negaranya Indonesia suka dari ada terjemahannya gitu pas kita mau ngisi.
Kebodohan saya di step ini adalah memasukkan nama lengkap untuk isian surname dan given name karena gak merasa punya nama keluarga. Jadi pas udah beres namanya dobel wkwk. Terus saya jadi ngulang isi sekali lagi walau kayaknya bisa aja tinggal ngedit tapi saya gak ngerti gimana cara ngaksesnya. Pokonya jangan sampai data diri yang kamu isi salah ya biar gak repot sampe ke wawancaranya.
Di akhir pengisian form, kita diminta baca ulang lagi form yang sudah kita isi itu untuk memastikan datanya gak ada yang salah, udah gitu verifikasi dengan masukkan nama dan nomor paspor, lalu cetak bukti pengisian form. Si form yang udah kita isinya juga bisa di cetak, tapi pas di Kedutaan nanti gak boleh dibawa. Di si bukti pengisian form itu ada nomor unik yang nanti mesti kita masukkan di akun yang kita buat untuk minta nomor tagihan pembayaran visanya dan bikin janji wawancaranya.
Cetak yang saya maksud itu as PDF ya... Ada juga pilihannya untuk diforwardin notifikasinya ke email biar gak lupa.
Setelah isi form, kita bikin akun dengan masukkan alamat email kita dan password di web yang linknya tertera di langkah 4.
Penampakan beranda akun kita. |
Pertama, klik pilihan 'Aplikasi Baru' di sebelah kiri, isi-isi, terus klik lanjutkan yang nanti otomatis ke laman biaya pembayaran yang dari situ kita dapet nomor virtual account yang nanti menjadi tujuan kita untuk transfer biaya visa kita. Nanti kan bentuk keterangan informasi virtual account kita berupa tulisan doang, itu di copas aja ke Ms.Word atau semacamnya supaya bisa diprint dan dibawa ke teller. Iya... Bayarnya langsung di bank ya, biar dapet tanda bukti fisiknya. Biaya untuk visa B1 itu $160. Cek lah di tagihannya berapa kalo dirupiahkan. Saya sih kemarin Rp. 2.230.000,-
Katanya sih akan ditanyain pas di Kedutaan dan memang diminta dibawa.. Tapi kenyataannya kemaren saya gak ditanyain heu. Tapi bawalah. Taat aturan yah teman-teman...
Setelah kita bayar, kita tunggu sampai keesokan harinya pukul 12 siang di hari kerja untuk kembali ke akun kita buat bikin penjadwalan wawancara dengan memasukkan nomor virtual account kita. Pukul 12 siangnya di hari kerja ya... Misalnya kita bayar Senin, ya berarti Selasa jam 12 kita cek akun lagi. Kalo bayar Jum'at, Senin baru bisa bikin jadwal wawancara karena Sabtu Ahad libur. Pokoknya baru bisa di hari kerja. Kalo hari libur nasional gak bisa.
Inilah kebodohan saya yang selanjutnya. Kalo kata temen saya tunggu 24 jam, terus kalo kata teller bank tempat saya transfer 'besok jam 12', saya transfer hari Jum'at dan saat saya coba keesokan harinya keterangannya not valid mulu. Udah panik masa not valid udah bayar mahal.. Ngirim aduan di 'Kirim Masukkan' gak ada yang respon... Akhirnya coba husnudzon bahwa ini weekend dan ternyata benar saja. Informasi bahwa bisa diprosesnya pukul 12 keesokan hari di hari kerja setelah transfer itu didapetnya dari respon aduan dan tidak tertera di web huft.
Kalau udah jamnya, silakan tentukan jadwal wawancaranya berdasarkan waktu yang tersedia di web. Kalo perlu buru-buru kayak saya kemaren, bikinlah emergency appointment yang pilihannya ada di kiri web. Isi kepentingannya apa dan lampirkan bukti-bukti penguatnya macam surat tugas, dsb. Setelah itu akan ada keterangan bahwa emergency appointment kita akan ditinjau dan ditolak atau diterimanya pengajuan akan dikirim via email.
Kebodohan saya, saya pikir email diterima atau ditolaknya akan muncul setengah jam atau beberapa jam setelah pengajuan. Saya bikin pengajuan hari Senin, posisinya hari Rabu tanggal merah dan Sabtu rencananya berangkat. Jadi harapannya saya mau wawancaranya Selasa. Kan webnya saya tinggal, pas saya login lagi auto kejadwalin hari Kamis yang mana saya pengennya wawancara hari Selasa. Saya sampe membatalkan jadwal wawancaranya tapi lowongannya adanya hari Jum'at dan ternyata di percobaan kedua itu udah gak ada pilihan emergency appointment lagi. Saya kirim email aduan tapi slow respon. Saya coba sekali lagi dan sama sampai ada keterangan kalau saya cancel lagi pengajuannya saya harus bayar ulang biaya visanya. Iya, cuma ada jatah 3x penggantian jadwal. akhirnya saya menyerah.
Udah pasrah juga pengajuan emergency appointmentnya ke-cancel.
Taunya kebesokan sore baru dapet notifikasi di email yang tidak saya sadari dan baru ketauan pas saya buka email Rabu sore. Tapi ya gak gimana-gimana, hari libur kita gak bisa ngapa-ngapain. Saat saya berkabar sama teman saya, dia bikin pengajuan Jum'at, baru dapet notifikasi Senin pagi dengan email tambahan yang menerangkan jadwal wawancaranya hari Selasa pagi. Saya gak dapet email semacam email tambahannya. Waktu Kamis saya cek, gak bisa ganti jadwal lagi. Pasrah lah wawancara hari Jum'at alias H-1 keberangkatan. Tapi alhamdulillah dikasih surat permohonan untuk visa saya bisa dicetak hari itu juga dari Pak Sesmenpora.
Hadeuh capek ngetik.
Cerita wawancaranya lanjut di postingan selanjutnya yak.
Comments
Post a Comment