“Mas-mas”
Dahsyatnya karya, hingga mas-mas jadi figur dambaan. Sapaan ‘Mas’ disisipkan didepan nama seorang lelaki yang soleh dan good-looking (baik melalui deskripsi tulisan maupun aktor yang memerankan filmnya) kemudian menjadi makin sempurna dalam imajinasi perempuan. Ymaaf saya sebut perempuan, karena sepenglihatan saya lelaki tidak pernah sebegitu ‘baper’nya menghayati tokoh yang diperankan oleh aktris idolanya. Sebagai orang sunda, bisa dibilang tipe saya adalah aa-aa atau akang-akang; tapi kalau kerejekian mas-mas, uda-uda, abang-abang, ya alhamdulillah juga #eh Baru-baru ini para mas-mas dikabarkan menikah. Tidak sedikit akhwat yang “patah hati” secara serius maupun bercanda. Istrinya, wanita yang beruntung sekaligus daging segar bagi para pengghibah dan pendengki. Entah bagaimana, mungkin pencitraan dalam film sangat melekat pada para aktor bahkan pada kehidupan sehari-hari bagi orang yang menonton film hingga urusan pribadi bahkan jodoh; semua orang mengintervensi. Hey!...