Galau Balau

Senin lalu ada pemeriksaan kesehatan dari Puskesmas ke sekolah. Ada formulir yang harus diisi. Lembar pertama untuk data diri, riwayat kesehatan dan penyakit dan kolom untuk hasil pemeriksaan tensi dan gula darah, yang hasil pemeriksaannya tensiku 111 dan gula darahku 100 yang berarti normal. Lembar kedua isinya check list kondisi psikis. Apakah Anda sering sakit kepala? Tidak. Apakah Anda merasa stres? Ya. Apakah Anda mudah lelah? Ya. Dari sekian belas pertanyaan lainnya, mungkin setengahnya kuisi ya. Hal yang mungkin kalau diserahkan ke psikolog, aku akan diajak terapi. Tapi aku mengisinya tanpa beban atau hati yang terusik. Mau denial tapi begitulah sepertinya kondisiku beberapa waktu ini.

Tengah malam ini aku tidak bisa tidur. Handphoneku error, blank. Sepertinya kena malware. Harus diservis. Laptopku baru diservis juga. Dua hal yang esensial untuk manusia abad ini. Dua hal yang kupunya versi cukup lama. Aku terlalu sayang dan malas untuk upgrade. Dan tentu saja ini jadi membawaku tidak ke mana-mana.

Yang penting bisa ngetik, nonton, internet, Zoom.

Sebalnya WhatsAppku tidak terhubung.

Rencananya dalam waktu dekat, aku mau ngajak ibuku ngobrol di luar. Sudah kubayangkan mau ku bawa minum coklat yang enak di Maraca. Mau kutanya soal pandangannya terhadapku, gimana kalau di usiaku yang baru besok, aku mau ikhtiar minta untuk dipasangkan dengan orang yang berpotensi untuk jadi keluarga baruku. Hal yang selama umur kepala dua ini gak pernah benar-benar kubahas, karena sebelumnya aku lebih memprioritaskan amanah untuk mengurus orang lain dulu ketimbang diriku.

Dengan kenyataan bahwa aku harus servis lagi, sepertinya foya-foyanya harus kutunda dulu. Budgetku tipis.

Ini sambil dengar Youtube Ustadz Felix. Pas di pertanyaan "Bagaimana caranya untuk fokus". Jawabannya "Kalau mau bisa fokus, harus punya tujuan".

Tujuanku apa ya? Ganti-ganti terus. Gak ganti deh, tapi si strateginya gak pernah ku eksekusi.

Itu yang bikin aku sedih sendiri.