Mendidik perempuan, perempuan mendidik (1)

Saya mencoba menguraikan apa yang saya pikirkan tentang jargon ini sampai mudah-mudahan jadi suatu konsep yang utuh. Semua orang bisa punya interpretasi macam-macam; bahkan saya pribadi pun bisa punya maksud yang beragam. Yang penting dari niat benar berbuah amal yang baik. Dan saya punya kekhawatiran yang amat besar ketika saya mengatakan hal yang tidak saya lakukan. Mohon maaf kalau saya hanya mengatakan hal yang itu-itu saja; saya mencoba konsisten dan fokus atas satu hal dan barangkali kurang pengetahuan tentang banyak hal lainnya. Izinkan saya mulai mengurai, ini bagian pertama. 

Kewajiban untuk menuntut ilmu bukan hanya dibebankan, bukan hanya diperuntukkan bagi segolongan saja, melainkan untuk seluruh muslim laki-laki dan perempuan. 

Tholabul ilmi fariidhotun 'alaa kulli muslimin wal muslimat

Ketika seorang muslim/muslimat tidak melaksanakan kewajibannya, dosa adalah ganjarannya. Apatah karena kelalaian atau kemalasan, atau karena keterbatasan. Tidak ada kata dan tidak boleh ada kata tidak mampu dalam belajar. Allah swt tentunya sudah memberi potensi dan peluang untuk seluruh makhluknya menemukan tanda-tanda-Nya. 

Sebagai orang yang berilmu, kita juga dikenai kewajiban untuk mengamalkan dan mengajarkannya. Terlebih perempuan dengan fitrah yang dianugerahkan kepadanya, niscaya ilmu dan pengetahuan juga nilai-nilai yang dimilikinya akan Ia salurkan ke orang sekitarnya, ke generasinya dan generasi selanjutnya. Mendidik perempuan, sama dengan mendidik sebuah bangsa.

Comments

Popular posts from this blog

Belajar Bahasa Prancis #1 : Kata Ganti Orang (Pronom Sujet)

Rasanya Kuliah di Sastra Perancis...

DELF A2 – Je l’ai passée!